Kabaret Malam.

ada sepasang mata yang mengintip pada celah pintu rembulan
ia memekik dengan sekuat hati:
 

              "dimana kalian hai prajurit langit
              turunlah ke hadapanku
             
aku ingin menantangmu berkelahi!"

terbaring di sudut trotoar dengan selimut aspal dan debu jalanan
merintih seonggok tubuh yang menggigil kedinginan:

              "aku adalah manusia terbuang
              bukan karena doaku yang tak menghunjam semesta
             
tapi karena aku hidup di tengah serigala serigala kelaparan!"

gerombolan boneka menggelar perayaan hasrat di ruang dansa mewah
berangkulan mesra sembari berbagi ekstase:

              "dunia ini sungguh indah
              terkutuklah kalian yang mengejek peradaban
             
kami menolak untuk mati muda!"

sengatan tajam parfum murahan sedang menggelora
di antara ancaman desah para penjaja selangkangan:

              "untuk apa cecaran dakwahmu
              dipikirnya dada kami tak pernah memberontak
             
bunuh saja diri kalian para moralis!"

dan ribuan lainnya
ribuan demonstran ribuan titisan setan
yang berbagi tanah
untuk mementaskan kabaret malam

takkan berdiam diri
jangan harap apapun
inilah panggung sandiwara abadi!

              aku tersentak,
              mulai memahami kengerian ini
              usai senja memasung tubuhnya di dalam lubang hitam
              penghuni piramida itu takkan sudi berhenti bersahutan
              takkan pernah lelah apalagi menyerah
              untuk mengusik lelapku bahkan siap membungkam
              distorsi menderu dari jeritan kotak musik bututku
              hingga memaksa napasku untuk tidak terpejam:

              "malam ini aku kembali dihantui mimpi
              oleh mereka yang bertarung melawan buasnya waktu
              dan yang membangun surga palsu di atas tetesan darah!"


Malang. 4 Januari 2011

0 komentar:

Posting Komentar