Proyek Melawan Amnesia.


"The struggle of man against power
is the struggle of memory against forgetting."
— Milan Kundera, The Book of Laughter and Forgetting

Ada momen-momen dimana hidup terasa sangat tak mungkin lagi dilanjutkan, karena seluruh impian serasa tak mungkin lagi dicapai. Seluruh impian gila tentang pemberontakan dan insurgensi telah menguap. Hasrat untuk menyerang tatanan peradaban modern hilang dalam kemandulannya, terbuka tetapi kosong. Seluruh obrolan lewat tengah malam yang penuh tawa serta rencana untuk melakukan berbagai petualangan mulai menjadi tampak naif dan hampa. Satu persatu mulai tiba pada kesimpulan bahwa tak ada yang berhasil diselesaikan setelah semua yang pernah dilalui: penghancuran dan penciptaan mulai tampak sama tanpa dapat menarik perhatian sama sekali. Satu persatu mulai menolak imajinasinya sendiri dan memilih kembali pada jebakan-jebakan lama yang dulu sempat ditinggalkan. Ide-ide banal tentang eksistensi mulai menjajah isi kepala sedikit demi sedikit.

Inilah sebuah titik dimana penderitaan yang dialami masyarakat modern telah benar-benar lengkap. Tatanan masyarakat saat ini memperkuat dirinya seraya secara berkesinambungan mendorong setiap individu untuk tenggelam dan melarut kemudian melenyap saat individu tersebut menyerah pada penderitaan ini. Individu tersebut mulai menerima batasan-batasan yang diajukan oleh masyarakat modern sebagai sesuatu yang memang patut diakui. Hasrat akan pencarian pengalaman baru ditransformasikan pada hasrat untuk mengulang-ulang kembali apa yang pernah terjadi. Individu tersebut mulai merasa bahwa ia tak memiliki apapun lagi untuk ditawarkan sebagai usaha penentangannya terhadap penyakit masyarakat modern, tak ada lagi yang dapat diberikan. Setiap ide yang berkelebat menjadi sebuah tatapan kosong. Gairah mulai menguap. Hasrat mulai dirasionalisasikan. Apa yang ditabukan tetap menjadi sesuatu yang tidak pantas dikuliti.

Momen puncak penderitaan ini tak menandai apapun selain sebuah kemenangan bagi amnesia. Meninggalkan sebuah hidup yang penuh petualangan merupakan sebuah penyerahan total dari individu yang melupakan seluruh pemberontakan yang telah lewat beserta segala hasrat pemberontakannya. Amnesia sangatlah esensial untuk membuat manusia lebih beradab; saat seseorang telah mengabaikan berbagai kemungkinan hidup (kekayaan momen di masa lampau, masa kini maupun masa datang), maka ia mulai terdomestifikasi.

Amnesia adalah kolonisasi ingatan. Seseorang dipaksa untuk melupakan segala bentuk pemberontakan dalam hidupnya. Pikiran-pikiran yang telah terkolonisasi akan sulit membayangkan sebuah pemberontakan total melawan tatanan apabila seluruh jejak ingatan tentang pemberontakannya di masa lalu telah dihapuskan. Segala sesuatu yang sederhana, sekalipun dari perilaku yang negatif, seperti mencolekkan jari tangan ke dalam botol selai hingga kejahatan yang dilakukan tengah malam, membuat kenangan sangat berarti bagi seorang individu; semakin hal-hal demikian dihapuskan maka momen-momen masa kini semakin tak berarti, seperti bunga yang kelopaknya terpotong sebelum ia sempat tumbuh dan berkembang. Seorang individu dapat merasakan betapa ia tak bebas, karena endapan kebebasan yang pernah ia rasakan di masa lalu masih berada di memorinya.

Saat ditanya bagaimana individu itu tahu bahwa kebebasan adalah sesuatu yang mungkin dicapai, para pemberontak biasanya mengambil contoh dari apa yang pernah terjadi di masa lalu. Para pemberontak mengingat momen-momen penting mereka, gerakan-gerakan masa lalu mereka dan juga kenangan yang menandai keberhasilan mereka di masa lalu untuk terlepas dari cekikan orde dominan.

Seorang individu tahu artinya kebebasan karena ia pernah mengalami sensasi kebebasan itu sendiri; rasa surgawi yang dirasakan sepenuh hati. Untuk melupakan hal ini adalah sebuah kefatalan. Amnesia hanya dapat diperangi dengan secara konstan menggali kembali memori, dengan menjadi lebih sadar akan apa kesalahan yang pernah dilakukan, dan apa keberhasilan yang pernah dicapai.

Tidak! Ini bukan berarti kita akan membiarkan diri kita larut dengan romantisme masa lalu. 

Seorang pemberontak memang sudah seharusnya siap kembali pada masa lalu, untuk kembali pada masa kini dengan seikat bunga di satu tangan, dan sebuah pistol di tangan lainnya!

0 komentar:

Posting Komentar