di tengah tarian senjakala
sebutir kenangan meresap dalam penat akalku
merajam tiap helai imaji kesadaranku
menjajah pori pori kesunyian yang kerapkali membiusku
menjerat perih
dan mengasah pedih
namun tak mampu ku mengelak
bahwa ini serupa lilin lilin yang menyala kuning
dan mengasapi gelap yang tak tahu diri
di ambang fajar keheningan
di perempatan petang dalam bongkahan sudut malam
merasuk getir syair perjalanan panjang
yang mendera detak hatiku
berpangku latar menunggu semerbak sinar mentari
pagi yang menderu deru
bersama ombak kebisingan yang mulai merobek malam
sebuah kenangan itu menghunjam tepat di dadaku
ketika perih mengingat satu hari
saat kita harus berpisah jalan
menyerah kalah di tengah peperangan
dengan satu alasan :
kontradiksi keyakinan
sebutir kenangan meresap dalam penat akalku
merajam tiap helai imaji kesadaranku
menjajah pori pori kesunyian yang kerapkali membiusku
menjerat perih
dan mengasah pedih
namun tak mampu ku mengelak
bahwa ini serupa lilin lilin yang menyala kuning
dan mengasapi gelap yang tak tahu diri
di ambang fajar keheningan
di perempatan petang dalam bongkahan sudut malam
merasuk getir syair perjalanan panjang
yang mendera detak hatiku
berpangku latar menunggu semerbak sinar mentari
pagi yang menderu deru
bersama ombak kebisingan yang mulai merobek malam
sebuah kenangan itu menghunjam tepat di dadaku
ketika perih mengingat satu hari
saat kita harus berpisah jalan
menyerah kalah di tengah peperangan
dengan satu alasan :
kontradiksi keyakinan
* teruntuk kawan kawan lama yang menolak bergandengan tangan
Malang. 2 November 2010
Malang. 2 November 2010
0 komentar:
Posting Komentar