berkatalah angin yang membakar angan
memahat singgahan yang bertapak tapak
berkejaran dalam siklus hidup serupa kematian
di gelanggang pojok penyesalan
terkesiap ku terhempas
merengek tersesat di dalam labirin senja
menyesal dan meruntuhkan kelelakianku
terisak dalam kegalauan
mencari ku mencari
sebuah dermaga peristirahatan
yang kelak mampu memelukku dalam kenyamanan
karena hati yang lelah ini
tak ingin lepas menuju ruang yang berbeda
ruang kebodohan lain yang merenggut
lebih kejam daripada maut
aku mengerjap
telah kutemukan dimana dia
apakah dia
atau siapakah dia
aku bertanya
dalam remang remang senja
mencoba kabur dari labirin yang menyesatkanku
aku mengerjap
dia telah menemukanku
atau aku yang menemukan dia
ah,
biarlah labirin senja ini
yang memutarbalikkan faktanya
karena aku hanya bertugas untuk menyusun
dan membongkar pasang isinya
memahat singgahan yang bertapak tapak
berkejaran dalam siklus hidup serupa kematian
di gelanggang pojok penyesalan
terkesiap ku terhempas
merengek tersesat di dalam labirin senja
menyesal dan meruntuhkan kelelakianku
terisak dalam kegalauan
mencari ku mencari
sebuah dermaga peristirahatan
yang kelak mampu memelukku dalam kenyamanan
karena hati yang lelah ini
tak ingin lepas menuju ruang yang berbeda
ruang kebodohan lain yang merenggut
lebih kejam daripada maut
aku mengerjap
telah kutemukan dimana dia
apakah dia
atau siapakah dia
aku bertanya
dalam remang remang senja
mencoba kabur dari labirin yang menyesatkanku
aku mengerjap
dia telah menemukanku
atau aku yang menemukan dia
ah,
biarlah labirin senja ini
yang memutarbalikkan faktanya
karena aku hanya bertugas untuk menyusun
dan membongkar pasang isinya
Malang, 14 Desember 2008
0 komentar:
Posting Komentar