di tengah perapian yang kehilangan merahnya
aku terbakar
bukan melegam
cuma menerawang dan terasa kepanasan
dengan apa aku bercerita
mendefinisikannya
dialektaku mati kata mati rasa
seluruh pori poriku
saling tarik menarik
aku terjepit
di antara kulit kulit
yang makin menyipit
sakit
sakit
aku terjepit
ubun ubunku berontak
serasa retak
rambut rambutku berebut teriak
bukan, bukan aku yang menjambak
panas
aku tidak terbakar
tapi aku panas
aku ingin menangis
tinggalkan aku
biarkan kucabut nyawaku sendiri!
Malang. 1 Juni 2009
aku terbakar
bukan melegam
cuma menerawang dan terasa kepanasan
dengan apa aku bercerita
mendefinisikannya
dialektaku mati kata mati rasa
seluruh pori poriku
saling tarik menarik
aku terjepit
di antara kulit kulit
yang makin menyipit
sakit
sakit
aku terjepit
ubun ubunku berontak
serasa retak
rambut rambutku berebut teriak
bukan, bukan aku yang menjambak
panas
aku tidak terbakar
tapi aku panas
aku ingin menangis
tinggalkan aku
biarkan kucabut nyawaku sendiri!
Malang. 1 Juni 2009
0 komentar:
Posting Komentar