malam singgah pada kelopak mata
membakar jiwa jiwa hampa
menyulap letup harapan
yang tersisa oleh embun pagi
merangkai pelangi
merajut mimpi yang membentang
ke dalam gemerlap kemilau rasi rasi bintang
dalam hujan yang kau jabarkan
tersirat gairah kehidupan
mereka yang menunggu
saat saat menyenangkan
bercanda bersama kilatan petir
yang membakar satir
dan mengulum jari jari manis
di antara doa para martir
saat senjakala pagi
menjemput mimpi yang terlena
kau terbahak bahak
menyuguhkan aroma manja dan gelak tawa
dari sosok mentari yang penuh canda
hangat dan nyaman di kala disorientasi makna
membakar jiwa jiwa hampa
menyulap letup harapan
yang tersisa oleh embun pagi
merangkai pelangi
merajut mimpi yang membentang
ke dalam gemerlap kemilau rasi rasi bintang
dalam hujan yang kau jabarkan
tersirat gairah kehidupan
mereka yang menunggu
saat saat menyenangkan
bercanda bersama kilatan petir
yang membakar satir
dan mengulum jari jari manis
di antara doa para martir
saat senjakala pagi
menjemput mimpi yang terlena
kau terbahak bahak
menyuguhkan aroma manja dan gelak tawa
dari sosok mentari yang penuh canda
hangat dan nyaman di kala disorientasi makna
karsa mahadaya
litera skripta
tanpa batas hak cipta
kuasa mahadaya
konstelasi sang hyang
maha cipta
di langitmu aku meratap
di singgasanamu aku mendendam
pada barisan kalam
yang aku genggam
litera skripta
tanpa batas hak cipta
kuasa mahadaya
konstelasi sang hyang
maha cipta
di langitmu aku meratap
di singgasanamu aku mendendam
pada barisan kalam
yang aku genggam
Malang. 9 Juni 2009
0 komentar:
Posting Komentar